Wednesday, July 31, 2013

Penyebar Spam Berkedok Kisah Sukses Steve Jobs - BeritaTerkini


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kaspersky Lab mencatat, sepanjang bulan Juni 2013,  para penyebar spam telah mengeksploitasi atau mencatut  nama pendiri Apple, Steve Jobs untuk menginfeksi pemilik email di seluruh dunia.

Di bagian awal, email acak yang diterima calon korban mengajak penerimanya untuk menguak rahasia kesuksesan Steve Jobs, namun bagian isinya merupakan iklan sesi pelatihan gratis.

Penyelenggara pelatihan berjanji bahwa hanya dalam waktu 1,5 jam mereka mampu mengajari bagaimana menciptakan bisnis yang menguntungkan dari hobi kita. Steve Jobs digunakan untuk menarik perhatian terhadap pelatihan tersebut.

Selain email pelatihan yang menjanjikan untuk mengungkap rahasia sukses Steve Jobs, pada bulan Juni,  Kaspersky Lab sering menemukan pesan spam yang menawarkan diskon besar-besaran untuk perangkat Apple.

Agar email terlihat asli, para penipu memasukkan nama perusahaan pada kolom 'From' meskipun alamat email tersebut tidak ada hubungannya dengan Apple. Para pelaku email penipuan ini menekankan bahwa barang yang ditawarkan sangat terbatas dan calon korban harus cepat bertindak bila ingin mendapatkan barang tersebut.

Trik seperti ini sering digunakan untuk mendorong pengguna mengambil keputusan dengan cepat lalu mengklik link yang ada dan memesan barang diskonan tersebut.

Tema lain yang dieksploitasi oleh para penyebar spam adalah tawaran masuk ke universitas di Amerika serta tawaran pendidikan online sesuai keinginan.

Email seperti ini sering memasukkan tautan ke laman berisi formulir aplikasi untuk lembaga pendidikan di atas. Menariknya, alamat laman situs tidak sama pada tiap email dan seringkali baru dibuat pada hari surat tersebut dikirim. Mungkin beginilah cara pelaku surat massal mengumpulkan data pribadi pengguna.

"Pada bulan Juni, para penyebar spam terus menggunakan trik yang familiar. Secara khusus, kami mencatat beberapa surat massal mengiklankan baik rokok konvensional maupun elektronik di mana para pelaku menggunakan layanan Google Translate untuk memproses tautan spam. Selain itu, para penyebar spam menambahkan serangkaian surat acak dan nama domain Google dalam berbagai bahasa pada bagian akhir tautan", ujar Tatyana Shcherbakova, Analis Spam Senior, Kaspersky Lab dalam keterangannya, Rabu (31/7/2013).

 

YOUR COMMENT